Senin, 26 Desember 2011

KTM Freeride E

Another KTM Freeride is E. Raised from a concept now ready to be released this year. Freeride E has more similar design to Freeride 350. First showed at Tokyo Motor Show 2010, Freeride E brought spirit of first zero emission motorcycle.

The world's leading offroad motorcycle manufacturer had developed a fully electric driven motorcycle which has silent noise. The E provide easy remove lithium-ion battery pack with 300 V rated voltage. Maximum power we can get as it's claimed in http://www.ktm.com/freeride is 22 kW (30 hp)

KTM will be release two kinds of E. Offroad and Street. For mud and rock terrain edition, KTM Freeride E is more likely as Freeride 350 whether its very different to the street edition.You will never see a long fork as it seems in 350. E Street is like a freeride bicycle. Even with a strong battery, Freeride E is lighter than 350 with 95 kg weight. Wuing wuing wuing....

FREERIDE E: GETTIN' HIGH ON VOLTAGE.

ENGINE

Electric motorPermanent magnet synchronous motor
in a disc armature design
Rated output7.5 kW (10.1 hp)
Max. power22 kW (30 hp)
Traction batteryLithium-ion (easily removed)
Rated voltage300 V
Charging time1.5 h

CHASSIS

FramePerimeter steel-aluminium composite frame
SubframeHigh-strength polymide / ABS plastic
Shock absorberWP Suspension PDS shock
Suspension travel front250 mm
Suspension travel rear260 mm
Chain5/8 x 1/4"
Steering head angle67°
Wheelbase1,418±10 mm
Ground clearance (unloaded)340 mm
Seat height (unloaded)910 mm
Weight without fuel approx.95 kg

KTM Freeride 350: The High Flier Engine

Austria's manufacturer, KTM seems seriously to launch their Freeride series. It looked from now there's lot of review and exhibition which shows KTM Freeride. Their weapon to released are KTM Freeride 350 and KTM Freeride E. Both has light body and slim. Very compatible to be used on the rock terrain and mud.

In their website http://www.ktm.com/freeride/freeride-350/highlights.html we can see detail design of Freeride 350 which has slender bodywork and looks weird and different basic design as former KTM design. Its fuel tank and seat are almost parallel and ease rider to move in any situation.

With 349.7 cc single cylinder 4 stroke engine and high-torque engine this ride is also compatible for beginner. To start this bike is only to push electric starting aid on the right bar. This is the first time KTM only use electric starter without the kick one.

Freeride equipped with new aluminium frame named perimeter steel-aluminium composite frame and WP suspension 250 mm travel both front and rear. KTM claimmed front upside-down used in this bike is very good quality. KTM Freeride 350 has weight approximately 99.5 kg without fuel.

Technical Detail:

Design Single-cylinder, 4-stroke, spark-ignition engine, liquid-cooled
Displacement 349.7 cm³
Bore 88 mm
Stroke 57.5 mm
Starting aid Electric starter
Transmission 6-speed, claw shifted
Engine lubrication Forced oil lubrication with 2 Eaton pumps
Primary gear ratio 24:73
Secondary gear ratio 11:48
Cooling system Liquid cooling system, continuous circulation of cooling liquid with water pump
Clutch Wet multi-disc clutch / hydraulically operated
Ignition system Contactless, controlled, fully electronic ignition system with digital ignition timing adjustment

Frame Perimeter steel-aluminium composite frame
Fork WP Suspension4357 MXMA
Shock absorber WP Suspension 4618 PDS DCC
Suspension travel front 250 mm
Suspension travel rear 260 mm
Brake system front Formula disc brakes
Brake system rear Formula disc brakes
Brake discs - diameter front 240 mm
Brake discs - diameter rear 210 mm
Chain 5/8 x 1/4” X‑Ring
Steering head angle 67°
Wheelbase 1,418±10 mm
Ground clearance (unloaded) 325 mm
Seat height (unloaded) 895 mm
Total fuel tank capacity approx. 5.5 l
Unleaded premium fuel (95 RON)
Weight without fuel approx. 99.5 kg

Minggu, 06 November 2011

Kopling Manual Lebih Ringan

Honda Blade saat ini sedang getol dioprek terutama setelah Yamaha dengan Jupiter seriesnya sekian lama mendominasi balap underbone Indonesia. Di kelas 110 cc Jupiter belum goyah meski sempat dipepet Kawasaki yang digarap Ibnu Sambodo. Honda Blade disebut-sebut sebagai yang akan menyalip Jupiter di balapan.

Di balap nasional, dari beberapa referensi yang penulis baca, kebanyakan Blade lemah di jenis rumah koplingnya. Originalnya Blade memakai pegas diafragma yang berbentuk seperti mangkuk matahari. Secara produksi massal tipe seperti ini memang (katanya) bisa memangkas biaya produksi dan meringankan perawatan konsumen karena memiliki ketahanan kampas yang lebih lama dibanding dengan model per. Akan tetapi di kebutuhan untuk balap yang membutuhkan transfer tenaga maksimal dari ruang bakar ke roda, banyak yang menggantinya dengan rumah kopling komplit dengan kampas dan per milik Honda Karisma.

Kopling set Karisma memiliki 6 pegas per sebagai penekan kampas. Jika dibanding pegas diafragma per 6 ini diyakini memiliki kekuatan lebih. Lagipula jika Blade yang aslinya kopling otomatis mau diubah ke manual sebaiknya mengganti kopling set seperti Karisma. Pertimbangannya selain lebih kuat, tenaga yang dihasilkan akan lebih responsif. Selain itu kopling manual tidak akan berat seperti jika manual dengan pegas diafragma. Pengalaman penulis yang pasang kopling manual di Blade yagn belum ganti kopling set Karisma terasa sangat berat, Bayangkan jika untuk balap tetapi kopling berat di jari, bisa mengurangi konsentrasi pembalap pastinya.

Satu set kopling Honda Karisma cocok dipasang di Honda Blade, lebih responsif dan ringan untuk kopling manual


Minggu, 11 September 2011

Yamaha RX King, Legenda Raja Jambret

Paling terkenal disebut dengan istilah "motor jambret" Yamaha RX King yang kini sudah discontinue justru semakin meningkat jumlah penggemarnya. Dari yang muda sampai yang tua (baru kesampaian bisa beli) bahkan para pengendara pemula juga meminang motor ini. Rata-rata mereka tertarik karena terpengaruh akan ketenaran motor ini.

Yamaha generasi terakhir tahun 2009 (sumber: indomoto.blogspot.com)
Sejak pertama kali diluncurkan tahun 1980 hingga terakhir pada tahun 2009 Yamaha klaim telah tembus angka 1 juta unit (beberapa sumber menyebut RX King lahir perdana tahun 1983). Hampir setiap pengendara mempunyai memori tersendiri dengan motor ini. Karena hampir semua melewati masa muda yang bersamaan dengan beredarnya King.

Yamaha RX King dibekali mesin 135 cc 2 tak berpendingin udara. Dengan sedikitnya perubahan mesin pada tiap-tiap tahun produksinya memungkinkan RX King dioprek-oprek demi memenuhi selera pemilik. Karakter RX King yang gesit dan kencang sering dimodifikasi untuk lebih meningkatkan performa. Dan keuntungannya,  setiap barang variasi hampir pasti bisa dipasang pada motor RX King tiap tahun produksi. 

Hingga kini Yamaha RX King selalu diburu.

(dari berbagai sumber-adm)

Tren Sepeda Motor Warna Putih

Sejak akhir 2009 atau awal 2010 atau sejak makin maraknya sepeda motor skubek di tanah air, pabrikan motor di Indonesia ramai-ramai meluncurkan varian warna putih pada daftar produk mereka. 
Paling terang-terangan menjual warna putih adalah Yamaha dengan V-Ixion terbaru. Motor ini mengusung slogan The Power of White. Lebih duluan ada sangat banyak motor berwarna putih sepanjang 2009-2010. Yamaha selain V-Ixion ada Bison, Mio, Scorpio, Mio Soul dan Xeon yang berwarna putih. Di kubu Honda tak mau kalah dengan Beat, Vario dan Blade generasi kedua. Sebelum itu Honda Karisma pada pertengahan dekade 2000 muncul dengan dominasi warna putih pertama meski sedikit diberi aksen merah.

Kendaraan berwarna putih menurut hemat saya lebih ke arah sporty dan terkesan sebagai sebuah kendaraan prototype. Seperti yang tampak pada uji coba yang kerap dilakukan oleh berbagai pabrikan motor dunia yang saat mengujinya menggunakan kelir putih.

Prototype dari Moriwaki yang dipersiapkan untuk GP Mono

Senin, 08 Agustus 2011

Sepeda Motor Baru - Honda New Blade 110R



Sekelebat motor ini seperti Yamaha New Jupiter Z. Tapi kok ada logo sayapnya? Ternyata betul apa yang dimuat di Tabloid Motor Plus beberapa edisi lalu tentang bebek baru Honda. Tampaknya ini strategi baru Honda untuk menyabet Yamaha New Jupiter Z yang bagi kebanyakan konsumen menurut saya cukup tidak mendapat tempat di hati. Kecuali bagi mereka yang fanatik Yamaha.

Di Motor Plus Edisi 649/XII jagoan Honda ini digeber habis. Secara desain menurutnya tampilan New Blade benar-benar baru. Seperti headlamp yang dulunya di dada sekarang dikembalikan ke batok stang. Menurut info dari orang dalam Honda ini menuruti keinginan konsumen yang lebih suka posisi headlamp seperti ini. Inilah faktor terbesar yang menjadikan Jupiter Z dan Blade jadi seperti kakak adik. Sangat berbeda dengan pendahulunya, kepala New Blade ini jauh lebih gembrot.

Sayap dan dada New Blade juga berdesain baru meski sekilas lebih mirip sayap Honda Vario CBS Techno. Di situ ditanam lampu sein yang sangat panjang menjadikan dada Blade sepeda motor ini tampak membusung. Sangat Jauh beda dengan Blade versi pertama. Spatbor sendiri dikembalikan kodratnya ditempatkan di segitiga bawah seperti sepeda motor bebek secara umum.

Pembeda paling sip dan berpengaruh sebagai faktor penggebuk Yamaha dengan Jupiter Z nya adalah penambahan piranti penahan laju kendaraan belakang yang sudah menerapkan sistem disc brake.

Masih bersumber dari Motor Plus, kenyamanan berkendara khas Honda benar-benar diperhatikan di Honda New Blade ini. Seperti pemasangan pelindung kaki dari panas blok mesin sebelah kanan yang terbuat dari plastik. Selain itu detirapkan juga footstep fleksibel yang bisa menyesuaikan sudutnya ketika diajak rebah dan terpaksa footstep berciuman dengan aspal.

Secara umum, mungkin bagi beberapa orang motor ini hasil contekan dari Yamaha New Jupiter Z, tetapi sumber dari Motor Plus yang meneruskan keterangan dari petinggi Honda yang menyebutkan bahwa ini sudah melalui kajian dari perwakilan beberapa negara Asean dan Jepang. Yang pasti persaingan penjualan sepeda motor di Indonesia tetap panas dan tiap pabrikan sepeda motor punya senjata masing-masing di tiap periodenya. Hal ini sudah selayaknya diimbangi dengan perilaku di jalan yang menghormati sesama pengendara dan semoga pemerintah segera mendapat ide untuk memecah persoalan transportasi di tanah air.

Rabu, 03 Agustus 2011

Majalah ridebike Indonesia

Sejak awal 2011 saya mulai lagi gandrung ke sepeda. Jika dulu impian saya selalu ke hal yang berbau sepeda motor kini bertambah dengan sepeda yang notabene sama-sama roda dua. Iseng-iseng jalan di Gramedia Pandanaran Semarang, saya lihat satu majalah keluaran grup KG (Kompas Gramedia), ridebike versi Indonesia. Kalau tidak salah ini majalah satu-satunya berbahasa Indonesia di toko buku itu. Saya coba membeli majalah edisi ke 11 itu yang waktu itu fokus membahas 10 track wajib coba di daerah Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara.

Melihat gaya tampilan majalah ini saya langsung bisa menebak isinya kebanyakan membahas tentang MTB (mountain bike). Pun setelah sekilas membuka beberapa halaman di dalamnya 75% mungkin tentang MTB baik itu tentang DH (downhill), XC (cross country), FR (freeride), AM (all mountain), DJ (dirt jump) ataupun trail. Ada sedikit artikel atau tepatnya berita sebuah agenda kejuaraan BMX race. Beberapa halaman diisi artikel sepeda fixie yang sedang hits. Untuk sepeda balap road race diwakili di iklan BBB (perkakas dan aksesoris sepeda) dan produk sepeda Richardsachs serta berita tentang event Bank Kalbar Bike Race 2011 di Kabupaten Landak Kalimantan Barat.

Melihat lay out di tiap halamannya memang sangat asik dan begitu mudah menangkap mata pembaca. Sungguh sangat menunjukkan bahwa majalah ini layap di dalam grup KG. Edisi yang saya beli adalah edisi Juni-Juli 2011 yang selain membahas 10 track juga ada kolom test ride tiga sepeda kelas menengah, yaitu Marin B-17, (WIM Cycle) Thrill Agent DJ 3.0 dan Polygon  Cozmic DX 1.0.

Marin B-17, menurut ridebike paling siap diajak melompat

Thrill Agent DJ 3.0, aslinya untuk dirt jump atau street tetapi oke juga untuk all mountain
Polygon Cozmix DX 1.0 2011, paling ramah di kantong di antara ketiganya, fork-nya tidak direkomendasikan untuk DJ
Yang sedikit bikin minder para pemula bersepeda adalah barang-barang yang ditampilkan di majalah itu tampak sangatlah mahal dan bukan tak mungkin justru mengkerutkan dahi pembaca barunya. Seperti di kolom daftaa harga, kebanyakan berharga selangit untuk ukuran pemula menengah ke bawah, barang yang ditampilkan harganya juga mayoritas untuk MTB. Tetapi paling tidak banyak referensi yang sangat berharga yang disajikan majalah seharga Rp. 27.000,- ini.

Saat ini saya sedang menunggu keluarnya ridebike edisi Agustus-September karena salah satu yang menarik minat saya adalah bonusnya. Jika di edisi kemarin dapat bike tag kira-kira bonus apa yang diberikan ridebike Indonesia di edisi mendatang?

(sumber majalah RIDEBIKE INDONESIA edisi Juni-Juli 2011)

Selasa, 02 Agustus 2011

New Honda Blade dan New Yamaha Jupiter Z

Minggu ini PT AHM sebagai ATPM sepeda motor Honda merilis Honda Blade terbaru. Di milis, website Honda, ataupun website otomotif lainnya banyak yang berdebat tentang desain motor ini. Pertama karena desain batok lampu di stang sekilas sangat mirip dengan pesaingnya terdahulu, Yamaha New Jupiter Z. Sama-sama mengusung dual light, Blade memiliki desain yang lebih runcing hingga tampak seperti paruh dari samping tetapi sekali lagi sangat mirip Jupiter Z jika dilihat dari depan. Ada satu komentar yang menyebut, Jupiter Z tidak begitu ramai di pasaran karena bentuknya yang seperti alien, justru malah dicontek oleh kompetitornya. Mungkin ada benarnya, di beberapa diskusi saya juga banyak yang sepakat mengenai hal itu.

Perhatian kedua saya ada di sektor dada tempat lampu sein dan plat nomor. Dilihat dari samping atau depan semua sepakat Blade sebelas dua belas dengan Honda Vario Techno. Dari dada atas sampai sayap, semua sangat mirip. Lampu sein sangat panjang dari ujung depan hingga belakang dengan aksen kuning sesuai peruntukan fungsi lampu sein. Jika Jupiter Z dadanya justru lebih mirip mona-mona yang sempat beredar di tanah air, Blade ini tampak lebih sporty dan anggun. Kemiripan Blade dengan Vario Techno berlanjut hingga fender atau spatbor depan dan buntut termasuk beberapa pilihan warnanya.

Dari sisi mesin mungking belum saatnya dibahas karena belum sempat mencoba. Tetapi melihat desain knalpotnya, banyak setuju kalau ini knalpot yang berdesain sangat bagus. Menurut saya justru sangat jelek dan tidak serasi dengan desain bodi keseluruhan. Mungkin satu-satunya kesamaan konyolnya desain Blade dan Jupiter Z terbaru ini ada di desain knalpot yang seperti lelucon.



Minggu, 15 Mei 2011

velospace.org Tempat Pecinta Sepeda Berbagi

Bagi sebagian pembangun sepeda inspirasi merupakan salah satu hal pokok. Untuk assembly sepeda perlu dilakukan dengan cermat agar dana yang kita persiapkan tidak salah arah apalagi untuk pemula yang baru mulai suka dengan sepeda. Sepeda yang sudah menjadi gaya hidup, bisa menunjukkan identitas sang pemakai.

Di dunia maya ada satu website yang sangat bebas menunjukkan gambar-gambar sepeda milik member web tersebut. Di velospace.org gambar tidak dikunci sehingga kita bisa mengunduh gambar tanpa harus membayar, sehiingga bisa kita simpan untuk kemudian menjadi salah satu panduan dalam merakit sepeda.

Di velospace.org sesuai namanya kebanyakan sepeda yang menjadi anggota adalah sepeda jalanan seperti road race, track, fixed gear meski beberapa diantaranya sepeda gunung juga ikut nampang.

Salah satu tampilan di velospace.org

Selasa, 15 Februari 2011

Kawasaki KLX 150 S vs Kawasaki D-Tracker 150

Perbedaan utamanya ada pada jenis dan ukuran ban. Semua pasti setuju dengan itu. tetapi selain itu ada beberapa item lain yang berbeda di antara sepeda motor yang nyaris kembar ini.

Pada awal kemunculannya, Kawasaki KLX 150 S langsung menyedot perhatian khalayak roda dua. sudah bertahun-tahun sejak terakhir kalinya secara resmi Suzuki TS 125 stop produksi praktis tak ada lagi produsen motor di Indonesia yang menjual motor jangkung. Kawasaki KLX 150 S saat itu bersanding dengan 'kakaknya' Kawasaki KLX 250 S yang lebih dulu diperkenalkan. Tetapi karena harga jual yang sangat tinggi untuk ukuran kebanyakan masyarakat Indonesia, kemunculan Kawasaki KLX 150 S di samping KLX 250 seperti sebuah berkah untuk pencinta motor trail. Dengan harga di kisaran 22 jutaan dan ukuran yang akrab dengan tinggi badan rata-rata orang Indonesia sudah sangat cocok dan diprediksi akan laris manis.


Kawasaki KLX 150 S memenuhi kebutuhan dengan kendaraan dual purpose. Cocok dengan jalan di Indonesia yang jauh dari mulus
Kawasaki KLX 150 S memakai ban 19" untuk depan dan 16" untuk belakang dengan profil semi 'ban pacul'. Ini  dimaksudkan agar konsumen tidak akan kesulitan memakainya di aspal. Sedangkan D-Tracker yang dijual sekitar 24 jutaan memilih ban dengan profil jalan raya ukuran 14" depan-belakang. Menurut beberapa orang, inilah yang menjadikan D-Tracker justru mirip mainan anak-anak karena tampak sangat kecil. Mungkin akan lebih 'serius' jika dipilih ring 16". Pihak KMI berpendapat, ring 14" lah yang paling cocok untuk jalanan di Indonesia. Dalam beberapa pengetesan oleh Tabloid Otomotif dan Tabloid Motor Plus memang diakui pemilihan ukuran ban ini sudah cocok baik dalam segi keselamatan maupun performa.
D-Tracker versi Amerika dan Eropa berkapasitas 125 cc

Perbedaan lain yang paling mencolok adalah jika KLX 150 S memakai shockbreker depan model konvensional, D-Tracker sudah memakai jenis upside down. Jenis seperti ini tentu selain mendongkrak tampilan juga kekuatan kaki-kaki. Jika KLX ingin mengadopsi shock yang tak ada label merk ini katanya harus merogoh kocek hingga 5 jutaan. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan jalan raya yang harus lincah selap-selip KMI membuat rake D-Tracker agak lebih tegak.

Mengimbangi kaki 14" D-Tracker menerapkan perbandingan sprocket 14/41, kendati bermesin sama KLX, supermoto mini ini mampu melesat cepat berakselerasi dan bernafas cukup panjang untuk putaran menengah dan atas. Mungkin itulah alasan mengapa dipilih ring 14". KLX 150 sendiri memakai 14/44 untuk sprocketnya, ganas di putaran bawah. Perbedaan lain hanya minor seperti spatbor depan dan kaca spion D-Tracker 150 yang mirip versi 250 cc. Yang cukup disayangkan, KMI tidak menyediakan pilihan warna hijau khas Kawasaki untuk supermotonya ini. Bagi beberapa konsumen yang fanatik tentu saja hal ini cukup mengganggu. Untuk fitur lainnya seperti speedometer mereka sama, masih tetap tanpa fuel meter. Awas ndorong.

Di luar negeri sana motor seperti ini juga beredar, namun untuk dual purpose berkapasitas 140 cc dan untuk D-Tracker mengadopsi dapur pacu 125 cc. Biasa dipakai untuk remaja yang baru saja mendapatkan SIM dan membutuhkan motor berkapasitas kecil.

Senin, 14 Februari 2011

Sepeda, Hikayat Roda Dua

Maraknya Car Free Day atau hari bebas kendaraan bermotor (bukan hari beli mobil gratisan) di kota-kota di Indonesia mendongkrak keras penjualan sepeda. Hampir tiap sore dan akhir pekan apalagi pada minggu pagi dan hari libur, pasti banyak orang yang tiba-tiba peduli lingkungan dengan bersepeda. Bagi orang yang berpikir negatif mungkin akan berkata, "ah, paling-paling bentar lagi juga udah ganti tren...".

Tren, inilah kata yang kadang dipakai oleh penjual (baca: produsen) sepeda untuk meraup pembeli. Kalau tidak salah dulu jaman bapak saya muda, sepeda yang paling ngetren adalah sepeda BMX. Kata tetangga, pakdhe dan orang tua lainnya BMX adalah sandalnya anak muda, kemanapun BMX selalu mengiringi. Tren ini bertahan cukup lama hingga pada 90-an muncul sepeda yang kalau masyarakat sekitar rumah saya menyebutnya dengan "pit federal". Istilah ini muncul karena waktu itu yang paling banyak dibeli orang adalah sepeda jenis MTB (sepeda gunung) dengan merk Federal. Rata-rata dengan ring 26" dan mampu menggeser kepopuleran BMX denga 20" dan 24" -nya.

Sepeda BMX sempat digandrungi anak muda tahun 70 dan 80-an
Tetapi tren tetaplah tren, yang pasti masyarakat tetap menyukai sepeda apapun tren yang berkembang sesuai jamannya. seperti sepeda "jengki" atau "onta" yang selalu hidup kapanpun sebuah tren melanda pecinta sepeda. Bukan melulu gagap akan kebersihan lingkungan maka kita gembar-gembor untuk bersepeda. Tetapi bersepeda adalah sebuah kebutuhan, kebutuhan untuk sehat, kebutuhan untuk bersosialisasi, kebutuhan untuk bergaya, kebutuhan untuk beratraksi, serta sebuah bentuk kecintaan akan sebuah kendaraan.

Pada kenyataannya setiap jenis sepeda saat ini tidak terpaku pada jenis dan tren yang berkembang. Setiap jenis sepeda memiliki penggemarnya masing-masing, dibuktikan dengan banyaknya kelompok-kelompok dengan sepeda tertentu yang selalu menghidupkan konsistensi berkendara, meski terkotak-kotak atas nama kebutuhan. 

Salah satu sepeda gunung terbaru dari produsen Scott.
Sepeda seperti ini menjadi raja pada 90-an hingga kini masih banyak pencintanya.
Ya, kebutuhan adalah segalanya. Seperti yang pernah saya alami ketika ditanya seorang calon pembeli sepeda di sebuah distributor sepeda Polygon di kawasan Pasar Jepara II. Bapak paruh baya itu bertanya pada saya, "Mas, bagusan mana yang ini (Polygon Xtrada 4.0 2011) ataukah yang ini saja (Axion 1.0)?". Saya balik bertanya padanya mana yang lebih bapak inginkan? Dia bilang yang Axion hanya karena ada shock belakangnya. Ahhhh, tapi segera saja kutanya, bapak rutenya kemana aja? Kalau lebih banyak di aspal dan sesekali turun ke tanah ya mending yang Xtrada, kalo yang ada per belakangnya lebih capek.


Senin, 07 Februari 2011

Pilih Knalpot untuk Kawasaki Ninja 250R - Impor

Knalpot untuk Kawasaki Ninja 250R sudah sangat beragam, dari yang lokal hingga yang impor. Untuk knalpot lokal tulisan terdahulu sudah penulis wakilkan pada merk R9 dan CLD. Pada dasarnya knalpot untuk kebutuhan pemakai Baby Ninja biasanya jika tidak untuk fashion semata juga ada yang memang mengejar performa power dan kecepatan.

Terdapat dua jenis yang beredar. Salah satunya adalah produk variasi yang hanya menyertakan silincernya saja, atau biasa disebut slip on. Pemakai tinggal lepas silincer orisinal dan ganti dengan yang variasi. Kenaikan tenaganya tentu tidak terlalu besar, mungkin hanya sekitar 1,5 dk. Biasanya terdapat banyak pilihan suara, karena kebanyakan konsumen memang hanya bertujuan untuk fashion semata. 

Sedikit berbeda dengan knalpot variasi yang full system, terdiri dari silencer dan header. Kenaikan tenaganya bisa mencapai 4-5 dk. Produk Two Brothers misalnya, header sendiri bisa menyumbang tenaga sebesar 2,5 dk.

Bicara soal merk, buatan Jepang tersedia merk Moriwaki, Yoshimura, K. Factory Diablo, dan Naser Beet Evo. Mereka menyediakan baik versi slip on dan full system dan bermain di kisaran harga 6 hingga 12 jutaan. Slovenia juga menyumbang merk. Merk ini cukup terkenal, Akrapovic yang berlambang seperti kalajengking. Dia hanya menjual versi slip on. Untuk tipe carbon mereka jual seharga 6 jutaan sedangkan untuk yang berbahan titanium dibanderol 5,5 jutaan.

Negerinya Napoleon, Perancis juga punya merk untuk knalpot variasi Ninja kecil, namanya serem, Devil. tipe carbon full system dijual seharga 7 jutaan rupiah. Buatan Eropa lainnya ada Remus dan Leo Vince SBK. Seperti merk eropa lainnya Remus menyediakan versi slip on di rentang harga 5,3 - 5,7 jutaan. Merk Leo punya tipe full system dijual Rp. 6,5-7 jutaan. (sumber: Motor Plus 623/XI)

Semua tergantung kebutuhan, jika hanya mengejar fashion lebih baik memakai yang punya karakter suara yang lebih lembut agar bisa lebih damai didengar di jalanan. Namun seiring maraknya OMR Ninja 250R patut memilih yang bisa menghasilkan power lebih. Akan memalukan jika tampilan racing habis tetapi tenaga loyo.

Minggu, 06 Februari 2011

Pilih Knalpot untuk Kawasaki Ninja 250R - CLD

Pada tulisan sebelumnya penulis membeberkan sedikit informasi mengenai knalpot aftermarket untuk Kawasaki Ninja 250R merk R9 (Racing Generation) yang dijuragani oleh Sjafrie Ganie alias Jerry. Selain itu ada juga merk CLD (Champion Leader Development) yang dipimpin oleh Dodo Julianto.

CLD juga menawarkan banyak tipe untuk line-up knalpot Ninja 250R. "Setidaknya ada 7 pilihan model, baik itu menurut bahan silincernya atau ukurannya." jelas Dodo seperti yang ditulis oleh tabloid Motor Plus edisi minggu pertama Februari 2011.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan knalpot CLD masih impor tetapi proses pembuatannya di Tanah Air. Dari segi performa, sudah banyak tim balap yang menggunakan produknya, terutama tipe Monster Carbon. Menurut Dodo peningkatan powernya bisa mencapai 5 dk. Masih menurut Dodo, dengan tidak sedikitnya tim balap yang memakai produknya, membuktikan produk lokal bisa bersaing dengan serbuan knalpot buatan luar negeri. Bravo industri nasional!!!

Pilih Knalpot untuk Kawasaki Ninja 250R - R9

Salah satu cara untuk mendongkrak tenaga Kawasaki Ninja 250R adalah dengan mengganti knalpot standarnya dengan produk aftermarket atau biasa disebut knalpot racing. Untuk Ninja jenis ini memang sedang booming dan terdapat banyak sekali pilihan di pasaran. Motor Plus sebagai salah satu tabloid sepeda motor terbesar di tanah air juga berpendapat sama, seperti yang ditulis pada edisi 623/XI Februari 2011 halaman 11.

Knalpot Ninja variasi selain berfungsi mempercantik tongkrongan juga dapat meningkatkan performa. Salah satu merk yang terkenal, R9 memiliki banyak tipe, mulai dari yang berharga Rp 2,2 - 5,5 juta. Menurut sumber Motor Plus, Jerry (panggilan akrab Sjafrie Ganie, juragan R9), "Power yang dihasilkan mencapai 1,6-3,8 dk,".

Jerry yang sebentar lagi meluncurkan knalpot full titanium mengatakan saat ini beredar 6 pilihan knalpot yang terbuat dari bahan stainless steel. "Tipe Mugello Rp. 2,4 juta, New Mugello Rp. 4,2 juta, Blue Monza Rp.3,2 juta, Mugello NG Rp 3,2 juta, Motegi Rp 2,6 juta dan New Monza Rp 4,6 juta." jelas Jerry yang produknya sudah mulai laris manis ini.

Jumat, 14 Januari 2011

Honda Revo AT



Honda meluncurkan salah satu motor yang paling canggih saat ini sekaligus praktis dan nyaman. Motor yang digadang-gadang akan menjadi tren baru di dunia sepeda motor tanah air. Honda menamakannya Honda Revo AT.

Dari namanya bisa kita lihat ini bukan Honda Revo biasa. Dari nama belakangnya bisa ditebak kalau motor ini bertransmisi otomatis layaknya Honda Vario ata Honda Beat yang lebih dulu muncul. Tetapi apa bedanya?

Honda Revo AT dipasangi teknologi yang oleh Honda dinamai Continuous Variable Automatic (CV-matic) yang merupakan pertama kalinya diterapkan di Indonesia. Honda Revo AT diperkuat mesin 4-tak berkapasitas 110 cc berteknologi EFT (Efficient & Low Friction Technology). EFT bertugas untuk meminimalkan gesekan antar komponen di dalam mesin sehingga akan lebih awet selain tentunya dengan perawatan yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Honda.

Mesin Revo AT yang juga menjadi unggulan adalah pengabut bahan bakar dengan sistem injeksi generasi ketiga dengan penambahan sensor O2 dan catalytic converter. Dengan ini mesin akan lebih optimal bekerja dan tahan lama, bahan bakar lebih hemat dan emisi gas buang yang rendah serta memenuhi standar Euro2.

Motor terbaru PT. AHM ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki motor lain, yaitu sistem pendinginan ganda. Yang pertama adalah pendinginan udada untuk CVT yang diposisikan di atas sehingga aman dari genangan air jika harus menerjang banjir.

Johannes Loman, Executive Vice President Director PT AHM mengatakan, Honda Revo AT ini mengedepankan konsep berkendara bebek dengan tuas rem kanan untuk rem depan sedangkan untuk rem belakang tetap mengadopsi sistem bebek yang menempatkan tuas rem belakangnya di kaki kanan. Secara kepraktisan bisa dibilang motor ini kurang. Jika Johannes Loman beralasan ini menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat yang telah lama mengendarai bebek dirasa kurang tepat. Karena riwayat motor matik (skubek) di Indonesia sudah cukup lama dan penjualannya sangat booming sehingga masyarakat pun sudah terbiasa dengan rem belakang di tangan kiri, ada baiknya Honda merevisi posisi tuas tersebut.


Fitur lain yang bisa diandalkan dari bebek matik ini antara lain sudah diterapkan di motor matik Honda lain, yaitu side stand switch yang memungkinkan mesin akan mati secara otomatis jika standar samping berfungsi atau dibuka. Selain itu juga dilengkapi brake lock yang terletak di sebelah kiri bawah dekat tangan pengemudi sebelah kiri sehingga mempermudah jangkauan. Fungsinya ialah seperti rem tangan pada kendaraan roda empat.

Pembaruan fitur lain juga rupanya diupayakan oleh Honda sebagai salah satu produsen terbesar di Indonesia denga menerapkan glow in the dark untuk kunci kontaknya. Triknya yaitu dengan menambahkan bahan fosfor di seputaran lubang kunci. Sedangkan untuk bagasi, Honda melengkapinya dengan kapasitas 6 liter di bawah jok.

Secara umum Honda Revo AT ini merupakan sebuah terobosan baru untuk pasar sepeda motor di Indonesia. Hanya saja secara desain, penempatan tuas rem belakang di kaki kanan pengendara terasa tanggung dan kurang seimbang jika dilihat tampak depan meski keseluruhan bodi Revo otomatis ini terlihat futuristis.