Senin, 08 Agustus 2011

Sepeda Motor Baru - Honda New Blade 110R



Sekelebat motor ini seperti Yamaha New Jupiter Z. Tapi kok ada logo sayapnya? Ternyata betul apa yang dimuat di Tabloid Motor Plus beberapa edisi lalu tentang bebek baru Honda. Tampaknya ini strategi baru Honda untuk menyabet Yamaha New Jupiter Z yang bagi kebanyakan konsumen menurut saya cukup tidak mendapat tempat di hati. Kecuali bagi mereka yang fanatik Yamaha.

Di Motor Plus Edisi 649/XII jagoan Honda ini digeber habis. Secara desain menurutnya tampilan New Blade benar-benar baru. Seperti headlamp yang dulunya di dada sekarang dikembalikan ke batok stang. Menurut info dari orang dalam Honda ini menuruti keinginan konsumen yang lebih suka posisi headlamp seperti ini. Inilah faktor terbesar yang menjadikan Jupiter Z dan Blade jadi seperti kakak adik. Sangat berbeda dengan pendahulunya, kepala New Blade ini jauh lebih gembrot.

Sayap dan dada New Blade juga berdesain baru meski sekilas lebih mirip sayap Honda Vario CBS Techno. Di situ ditanam lampu sein yang sangat panjang menjadikan dada Blade sepeda motor ini tampak membusung. Sangat Jauh beda dengan Blade versi pertama. Spatbor sendiri dikembalikan kodratnya ditempatkan di segitiga bawah seperti sepeda motor bebek secara umum.

Pembeda paling sip dan berpengaruh sebagai faktor penggebuk Yamaha dengan Jupiter Z nya adalah penambahan piranti penahan laju kendaraan belakang yang sudah menerapkan sistem disc brake.

Masih bersumber dari Motor Plus, kenyamanan berkendara khas Honda benar-benar diperhatikan di Honda New Blade ini. Seperti pemasangan pelindung kaki dari panas blok mesin sebelah kanan yang terbuat dari plastik. Selain itu detirapkan juga footstep fleksibel yang bisa menyesuaikan sudutnya ketika diajak rebah dan terpaksa footstep berciuman dengan aspal.

Secara umum, mungkin bagi beberapa orang motor ini hasil contekan dari Yamaha New Jupiter Z, tetapi sumber dari Motor Plus yang meneruskan keterangan dari petinggi Honda yang menyebutkan bahwa ini sudah melalui kajian dari perwakilan beberapa negara Asean dan Jepang. Yang pasti persaingan penjualan sepeda motor di Indonesia tetap panas dan tiap pabrikan sepeda motor punya senjata masing-masing di tiap periodenya. Hal ini sudah selayaknya diimbangi dengan perilaku di jalan yang menghormati sesama pengendara dan semoga pemerintah segera mendapat ide untuk memecah persoalan transportasi di tanah air.

Rabu, 03 Agustus 2011

Majalah ridebike Indonesia

Sejak awal 2011 saya mulai lagi gandrung ke sepeda. Jika dulu impian saya selalu ke hal yang berbau sepeda motor kini bertambah dengan sepeda yang notabene sama-sama roda dua. Iseng-iseng jalan di Gramedia Pandanaran Semarang, saya lihat satu majalah keluaran grup KG (Kompas Gramedia), ridebike versi Indonesia. Kalau tidak salah ini majalah satu-satunya berbahasa Indonesia di toko buku itu. Saya coba membeli majalah edisi ke 11 itu yang waktu itu fokus membahas 10 track wajib coba di daerah Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara.

Melihat gaya tampilan majalah ini saya langsung bisa menebak isinya kebanyakan membahas tentang MTB (mountain bike). Pun setelah sekilas membuka beberapa halaman di dalamnya 75% mungkin tentang MTB baik itu tentang DH (downhill), XC (cross country), FR (freeride), AM (all mountain), DJ (dirt jump) ataupun trail. Ada sedikit artikel atau tepatnya berita sebuah agenda kejuaraan BMX race. Beberapa halaman diisi artikel sepeda fixie yang sedang hits. Untuk sepeda balap road race diwakili di iklan BBB (perkakas dan aksesoris sepeda) dan produk sepeda Richardsachs serta berita tentang event Bank Kalbar Bike Race 2011 di Kabupaten Landak Kalimantan Barat.

Melihat lay out di tiap halamannya memang sangat asik dan begitu mudah menangkap mata pembaca. Sungguh sangat menunjukkan bahwa majalah ini layap di dalam grup KG. Edisi yang saya beli adalah edisi Juni-Juli 2011 yang selain membahas 10 track juga ada kolom test ride tiga sepeda kelas menengah, yaitu Marin B-17, (WIM Cycle) Thrill Agent DJ 3.0 dan Polygon  Cozmic DX 1.0.

Marin B-17, menurut ridebike paling siap diajak melompat

Thrill Agent DJ 3.0, aslinya untuk dirt jump atau street tetapi oke juga untuk all mountain
Polygon Cozmix DX 1.0 2011, paling ramah di kantong di antara ketiganya, fork-nya tidak direkomendasikan untuk DJ
Yang sedikit bikin minder para pemula bersepeda adalah barang-barang yang ditampilkan di majalah itu tampak sangatlah mahal dan bukan tak mungkin justru mengkerutkan dahi pembaca barunya. Seperti di kolom daftaa harga, kebanyakan berharga selangit untuk ukuran pemula menengah ke bawah, barang yang ditampilkan harganya juga mayoritas untuk MTB. Tetapi paling tidak banyak referensi yang sangat berharga yang disajikan majalah seharga Rp. 27.000,- ini.

Saat ini saya sedang menunggu keluarnya ridebike edisi Agustus-September karena salah satu yang menarik minat saya adalah bonusnya. Jika di edisi kemarin dapat bike tag kira-kira bonus apa yang diberikan ridebike Indonesia di edisi mendatang?

(sumber majalah RIDEBIKE INDONESIA edisi Juni-Juli 2011)

Selasa, 02 Agustus 2011

New Honda Blade dan New Yamaha Jupiter Z

Minggu ini PT AHM sebagai ATPM sepeda motor Honda merilis Honda Blade terbaru. Di milis, website Honda, ataupun website otomotif lainnya banyak yang berdebat tentang desain motor ini. Pertama karena desain batok lampu di stang sekilas sangat mirip dengan pesaingnya terdahulu, Yamaha New Jupiter Z. Sama-sama mengusung dual light, Blade memiliki desain yang lebih runcing hingga tampak seperti paruh dari samping tetapi sekali lagi sangat mirip Jupiter Z jika dilihat dari depan. Ada satu komentar yang menyebut, Jupiter Z tidak begitu ramai di pasaran karena bentuknya yang seperti alien, justru malah dicontek oleh kompetitornya. Mungkin ada benarnya, di beberapa diskusi saya juga banyak yang sepakat mengenai hal itu.

Perhatian kedua saya ada di sektor dada tempat lampu sein dan plat nomor. Dilihat dari samping atau depan semua sepakat Blade sebelas dua belas dengan Honda Vario Techno. Dari dada atas sampai sayap, semua sangat mirip. Lampu sein sangat panjang dari ujung depan hingga belakang dengan aksen kuning sesuai peruntukan fungsi lampu sein. Jika Jupiter Z dadanya justru lebih mirip mona-mona yang sempat beredar di tanah air, Blade ini tampak lebih sporty dan anggun. Kemiripan Blade dengan Vario Techno berlanjut hingga fender atau spatbor depan dan buntut termasuk beberapa pilihan warnanya.

Dari sisi mesin mungking belum saatnya dibahas karena belum sempat mencoba. Tetapi melihat desain knalpotnya, banyak setuju kalau ini knalpot yang berdesain sangat bagus. Menurut saya justru sangat jelek dan tidak serasi dengan desain bodi keseluruhan. Mungkin satu-satunya kesamaan konyolnya desain Blade dan Jupiter Z terbaru ini ada di desain knalpot yang seperti lelucon.