Rabu, 21 Maret 2012

Korek Harian Honda Blade

Tenaga standar Honda Blade sebenarnya cukup untuk harian dan kapasitasnya yang 110 cc juga tidak terlalu pelan. Tapi yang namanya kebutuhan akan kecepatan saat digunakan jarak jauh, saya ingin Blade hitam ini lebih bertenaga di menengah ke atas tanpa mengurangi akselerasi secara signifikan.

Hal pertama yang saya lakukan adalah iseng-iseng ganti kopling ke manual. Cukup 390 ribu saya sudah bisa bawa pulang bak kopling Blade orisinal yang sudah dimodifikasi, kabel beserta tuas dan dudukannya. Saat itu masih menggunakan rumah kopling standar yang pegas matahari. Dampaknya...tarikan tuas sangat berat dan menyiksa jari kiri. Setelah konsulatasi dengan bengkel disarankan untuk ganti rumah kopling dengan punya Karisma atau Supra X 125 (HSX 125).

Saya dapat harga 400 ribu (dianter sampe bengkel, dari Jember Kudus ke Bangsri Jepara). Kondisi barang sangat bagus, terlihat di kode produksinya tertulis buatan akhir 2010. Lumayan semau bagiannya masih layak dipakai lagi tanpa harus seketika ganti kampas dan pernya. Oleh bengkel dimodifikasi sedemikian rupa supaya nemplok di Blade. Termasuk memberi lubang-lubang di pinggiran bibir rumah koplingnya untuk sirkulasi oli. Penyesuaian lain hanya ganti laher dengan yang asnya masuk di as Blade tapi lingkar luarnya sama dengan house kopling HSX 125. Sementara kopling gandanya standar dilas mati.
Tampilan standar tapi tenaga mumpuni untuk perjalanan jarak jauh.
Hasilnya kopling ringan, sayang tenaga jadi letoy. lalu pada kesempatan berikutnya saya minta ganti kampasnya dan tenaga pun sudah mulai terasa enak.

Langkah berikut sesuai permintaan saya (standar, kenceng, irit BBM, part awet) oleh bengkel diminta untuk modif noken as dan papas magnet. Ganti CDI dengan BRT Dual Band TR serta sedikit memodifikasi inlet karburator standar dan setting PJ MJ

Ada cerita tersendiri tentang CDI ini. Saya beli di toko variasi terkenal di Kudus seharga 450 ribu. Oleh penjualnya dikatakan kalau mbrebet boleh ditukar. Benar saja, suatu malam saya uji coba dengan MX standar, baru sekali tarikan (dan kalah) motor sudah mbrebet. Pagi harinya saya minta bengkel untuk cek. Hasilnya memang kendala di CDI. Akhirnya tukar deh dengan yang baru. Lumayan dapat dua sticker BRT.
Noken as sesuai dengan kebutuhan.
Daging magnet dikurangi untuk pangkas bobot.

Kekurangan lain yang masih terasa hingga tulisan ini dibuat yaitu gejala tersendat setelah buka gas penuh, tutup gas dan muncul saat mau buka gas lagi. Terasa saat kecepatan tinggi, hingga lumayan capek mengendalikannya. Gejala sedikit berkurang setelah leher knalpot saya ganti dengan lekukan yang lebih sedikit (standar blade terlalu banyak lekukan).

Sekarang Blade hitam ini sudah cukup memenuhi permintaan. Saya pake jarak jauh juga tidak terlalu memalukan. Masih bisa selap-selip MX dan Supra X 125 standar. Suara juga adem karena silencer standar dan tidak takut hujan karena filter karburator masih terpasang hanya modifikasi kertas filternya ganti dengan standarnya Honda Grand yang berbahan busa.

Untuk busi juga masih mengandalkan busi standar. Pernah saya coba TDR Balistic 065, gejala nyendat-nyendat tadi lebih terasa. 

Konsekuensi yang harus diterima dengan ubahan seperti ini adalah cepat rusaknya komponen lain yang masih standar karena tenaga motor sudah meningkat. Seperti contohnya per klep, klep dan roller rantai kamprat. Sejauh ini saya sudah ganti klep buang karena sudah tidak lurus. Masalahnya ada di terlalu lemahnya per standar jika dipasang di mesin yang sudah dimodifikasi. Lalu per standar yang tanpa per kecil di dalamnya ini ditambah per kecil milik Honda Supra X 100. Ada yang menyarankan pakai punya Smash.

Roller kamprat paling apes. Dia aus parah sehingga bukaan klep tidak teratur yang berakibat motor ngebul di knalpot akibat oli ikut terbakar. Lalu oleh bengkel kamprat dibuatkan setelan di bawah crankase dengan membubutnya dan ditancapkan sebuah baut.

Tenaga besar, roller kamprat kalah.
Pasang kopling manual.







Piston standar.

Trial error beberapa kali.



Knalpot standar ganti leher dengan pipa berbahan besi.

Cop busi aftermarket ditambah 9power
Saklar on/off CDI BRT Dual Band TR, enak pas di posisi ON.

Sudah memenuhi kebutuhan.

9 komentar:

Unknown mengatakan...

bro kira"hbis brapa bwt motor blade kesayangan mu.......

masalah nya saya hanya mengunakan kopling tempel tapi piston sdah mengunakan piston KAZE R .......

thepitmontor mengatakan...

sip dah bro, saya malah lupa bro totalnya berapa, soale emang suka ya ane jalanin aja. sekedar info aja kopling house milik supra x 125 sekitar 400ribuan, kalo punya karisma mungkin lebih murah. bak kopling dulu berapa ya.. 390ribu kalo gak salah. kalo pake house kopling punya supra x 125 bro bisa gonta ganti per dan kampas kopling kalo tenaganya kurang maksimal. punya standar blade susah nyari aftermarketnya.

Kalo bicara dapur pacu, gw lupa juga habis berapa, prosesnya panjang (ceileee) kan trial error juga bro.. hehe

Refian mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Refian mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Refian mengatakan...

Blade ane juga dah korekan lumayan pake piston fim 54mm, kopling rumah supra + manual, kem custom.....tp sekaranng malah mau ane standarin rencana dijual...hehehehe....

Deden mengatakan...

Gan motor agan yg blade ntuh pas pake kopling manual klo di bawa pelan trus kopling klo di buka sdikit2 ada suara keretek2 gk jd maju nya juga kaya yg tersendu2 gtu klo di bawa pelan ?

Joexcel mengatakan...

Mantap broo, salam rider blade jogja

Unknown mengatakan...

Bang mua nanya itu onyaku dh ku ubah pake karisma satu set kok larinya berat ya

Unknown mengatakan...

Gan,,,gmna cara'y motor blade 110cc biar lari d atas lbih 100km,tanpa harus oprek mesin?