Jumat, 23 Maret 2012

Honda 150 cc Sasis Tubular?

Membaca Motor Plus edisi 682/XIII kemarin pada halaman 28 ada artikel menarik. Disitu fokus ke gosip mengenai motor-motor baru yang akan menggelinding di Indonesia. Semua pabrikan sudah punya rencana untuk motor baru. 

Skubek premium Honda PCX 125 yang sudah injeksi itu akan ada versi 150 cc nya. Bahkan sumber Motor Plus bilang PCX ini sudah diuji coba di jalan raya. Suzuki kabarnya akan mengeluarkan Nex versi injeksi. Honda masih punya rencana juga untuk menyandingkan motor baru 150 cc dengan CBR 150. Harga CBR yang di atas rata-rata motor sekelasnya membuat motor legendaris ini tak kuasa menahan gempuran Yamaha V-Ixion sebagai sesama pengusung sistem injeksi pada pengabut bahan bakarnya.

Motor baru Honda ini rencana bersasis tubular. Alasan ini dipakai karena untuk menguruskan harga CBR yang bersasis deltabox. Kabarnya motor ini nantinya memakai mesin Honda CBR yang full injeksi dan katanya harga tidak terpaut jauh dengan V-Ixion yang dijual Rp 21,115 juta. Dengan sasis tubular Honda menyasar segmen aliran street fighter. Modifikator Indonesia pasti ngiler lihat motor beginian karena selama ini belum ada motor sport yang mengusung pipa tubular untuk sasis.

Sebagai informasi, sasis Honda CBR 250 sudah menerapkan model tubular. Jadi kira-kira nanti motor baru ini mungkin mirip CBR 250 yang diterondolin dengan mesin sedikit lebih kecil.

Melawan itu semua Yamaha pun menyiapkan V-Ixion baru dengan bodi lebih besar, shock depan lebar dan ban yang juga lebih lebar. Kita tunggu kehadirannya.


Rabu, 21 Maret 2012

Honda Blade Modifikasi Ayam Jago

Sejak jaman Honda Sonic masuk Indonesia saya kesengsem sama motor jenis begini. Apalagi setelah muncul Honda Nice U-Box, desainnya sederhana tapi nikmat dilihat.

Sekarang saya iseng-iseng dengan Photoshop untuk mencoba menjadikan Honda Blade ala ayam jago tanpa menghilangkan identitasnya. Ciri ayam jago adalah pemakaian shockbreaker depan model panjang seperti motor laki. Hanya mungkin ukurannya lebih kecil. Di gambar ini saya comot punya Sonic berikut kaki-kakinya. Ciri Blade yang punya lampu di dada otomatis hilang digantikan batok lampu ayam jago.

Lebih mantap untuk kaki belakang juga memakai punya Sonic. Tapi melihat konstruksi rangka aslinya Blade mungkin agak sulit jika ingin menerapkan wheelbase seperti pada gambar. Karena jarak segitu tidak mungkin jika kita pasang monoshock. Atau ada yang mau coba? Silakan, kami tunggu gambarnya.

Selain itu saya masih pakai bodi asli Blade, termasuk sayap depan dari bawah hingga atas masih asli. Hanya mungkin perlu ada penyesuaian bodi di sekitar batang shock depan.

Nah beginilah kira-kira bayangan saya untuk Blade jadi ayam jago. Ada yang mau bikn?

Korek Harian Honda Blade

Tenaga standar Honda Blade sebenarnya cukup untuk harian dan kapasitasnya yang 110 cc juga tidak terlalu pelan. Tapi yang namanya kebutuhan akan kecepatan saat digunakan jarak jauh, saya ingin Blade hitam ini lebih bertenaga di menengah ke atas tanpa mengurangi akselerasi secara signifikan.

Hal pertama yang saya lakukan adalah iseng-iseng ganti kopling ke manual. Cukup 390 ribu saya sudah bisa bawa pulang bak kopling Blade orisinal yang sudah dimodifikasi, kabel beserta tuas dan dudukannya. Saat itu masih menggunakan rumah kopling standar yang pegas matahari. Dampaknya...tarikan tuas sangat berat dan menyiksa jari kiri. Setelah konsulatasi dengan bengkel disarankan untuk ganti rumah kopling dengan punya Karisma atau Supra X 125 (HSX 125).

Saya dapat harga 400 ribu (dianter sampe bengkel, dari Jember Kudus ke Bangsri Jepara). Kondisi barang sangat bagus, terlihat di kode produksinya tertulis buatan akhir 2010. Lumayan semau bagiannya masih layak dipakai lagi tanpa harus seketika ganti kampas dan pernya. Oleh bengkel dimodifikasi sedemikian rupa supaya nemplok di Blade. Termasuk memberi lubang-lubang di pinggiran bibir rumah koplingnya untuk sirkulasi oli. Penyesuaian lain hanya ganti laher dengan yang asnya masuk di as Blade tapi lingkar luarnya sama dengan house kopling HSX 125. Sementara kopling gandanya standar dilas mati.
Tampilan standar tapi tenaga mumpuni untuk perjalanan jarak jauh.
Hasilnya kopling ringan, sayang tenaga jadi letoy. lalu pada kesempatan berikutnya saya minta ganti kampasnya dan tenaga pun sudah mulai terasa enak.

Langkah berikut sesuai permintaan saya (standar, kenceng, irit BBM, part awet) oleh bengkel diminta untuk modif noken as dan papas magnet. Ganti CDI dengan BRT Dual Band TR serta sedikit memodifikasi inlet karburator standar dan setting PJ MJ

Ada cerita tersendiri tentang CDI ini. Saya beli di toko variasi terkenal di Kudus seharga 450 ribu. Oleh penjualnya dikatakan kalau mbrebet boleh ditukar. Benar saja, suatu malam saya uji coba dengan MX standar, baru sekali tarikan (dan kalah) motor sudah mbrebet. Pagi harinya saya minta bengkel untuk cek. Hasilnya memang kendala di CDI. Akhirnya tukar deh dengan yang baru. Lumayan dapat dua sticker BRT.
Noken as sesuai dengan kebutuhan.
Daging magnet dikurangi untuk pangkas bobot.

Kekurangan lain yang masih terasa hingga tulisan ini dibuat yaitu gejala tersendat setelah buka gas penuh, tutup gas dan muncul saat mau buka gas lagi. Terasa saat kecepatan tinggi, hingga lumayan capek mengendalikannya. Gejala sedikit berkurang setelah leher knalpot saya ganti dengan lekukan yang lebih sedikit (standar blade terlalu banyak lekukan).

Sekarang Blade hitam ini sudah cukup memenuhi permintaan. Saya pake jarak jauh juga tidak terlalu memalukan. Masih bisa selap-selip MX dan Supra X 125 standar. Suara juga adem karena silencer standar dan tidak takut hujan karena filter karburator masih terpasang hanya modifikasi kertas filternya ganti dengan standarnya Honda Grand yang berbahan busa.

Untuk busi juga masih mengandalkan busi standar. Pernah saya coba TDR Balistic 065, gejala nyendat-nyendat tadi lebih terasa. 

Konsekuensi yang harus diterima dengan ubahan seperti ini adalah cepat rusaknya komponen lain yang masih standar karena tenaga motor sudah meningkat. Seperti contohnya per klep, klep dan roller rantai kamprat. Sejauh ini saya sudah ganti klep buang karena sudah tidak lurus. Masalahnya ada di terlalu lemahnya per standar jika dipasang di mesin yang sudah dimodifikasi. Lalu per standar yang tanpa per kecil di dalamnya ini ditambah per kecil milik Honda Supra X 100. Ada yang menyarankan pakai punya Smash.

Roller kamprat paling apes. Dia aus parah sehingga bukaan klep tidak teratur yang berakibat motor ngebul di knalpot akibat oli ikut terbakar. Lalu oleh bengkel kamprat dibuatkan setelan di bawah crankase dengan membubutnya dan ditancapkan sebuah baut.

Tenaga besar, roller kamprat kalah.
Pasang kopling manual.







Piston standar.

Trial error beberapa kali.



Knalpot standar ganti leher dengan pipa berbahan besi.

Cop busi aftermarket ditambah 9power
Saklar on/off CDI BRT Dual Band TR, enak pas di posisi ON.

Sudah memenuhi kebutuhan.